Monday, May 23, 2011

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN

Image


* Matius 5:3
LAI TB, Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
Alkitab Shellabear, Berbahagialah orang jang rendah hatinja; karena orang itoelah jang empoenja keradjaan soerga.
Kitab Sutji Indjil 1912, Berbahagialah mereka jang tidak poenya apa-apa dihadapan Allah, karena merekalah jang empoenja Keradjaan Soerga.
LAI TL, Berbahagialah segala orang jang rendah hatinja, karena mereka itu jang empunja keradjaan surga.
King James Version (KJV), Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.
The Orthodox Jewish Brit Chadasha (OJBC), Ashrey {diberkati/berbahagialah} ANIYEY {miskin} RUACH (roh) for theirs is the Malchut (kerajaan) HaShomayim (Surga). 
Stephanus Textus Receptus, μακαριοι οι πτωχοι τω πνευματι οτι αυτων εστιν η βασιλεια των ουρανων
Translit. Interlinear, makarioi {berbahagialah/ diberkatilah} hoi {(orang2) yang} ptôkhoi {miskin} tô pneumati {roh} hoti {bahwa} autôn {mereka} estin {adalah} hê basileia {Kerajaan} tôn ouranôn {Sorga}


Matius pasal 5 adalah kotbah pertama dari seri kotbah Tuhan di bukit. Jadi Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang dikenal saat ini sebagai Kotbah di Bukit merupakan pengajaran yang panjang dan merupakan inti dari orang beriman.



MAKNA "BERBAGIA" :


Kata "berbahagia" (μακαριος – makarios) ini menunjuk kepada kesejahteraan semua orang. 

Karena pada dasarnya kebahagiaan itu menemukan hak hakiki setiap orang. Namun kalau kita mau jujur, tak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, aa banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita. Mengapa? Karena sebenarnya mereka tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang mereka usahakan untuk menciptakan kebahagiaan didalam hidup mereka tetap mereka tidak bisa.

Kebahagiaan sebenarnya hanya ada di dalam mereka yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Sehingga kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah". 



MAKNA "MISKIN" :


Bukankah kemiskinan identik dengan ketidakpunyaan, kesengsaraan dan penderitaan? Sebab dengan kemiskinannya orang itu harus berjuang sekuat tenaga untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang kurang. 

"Miskin di hadapan Allah", dalam Alkitab bahasa asli ditulis dengan οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic, bukan berarti sangat miskin secara materi

Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : "πενης - penês" dan "πτωχος - ptôkhos".

πενης - penês berarti miskin sedemikian rupa sehingga penghasilan sehari habis buat makan sehari. 

Sedangkan Kata πτωχοι- ptôkhoi, bentuk jamak dari "πτωχος - ptôkhos" berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah. 

Kata "πτωχος - ptôkhos" ini digunakan oleh Matius dalam makna spiritual ditujukan kepada mereka yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati "meminta sedekah" agar kerajaan Allah ada dalam hati dan kehidupan mereka.


* Mazmur 34:18
LAI TB, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwanya.
KJV, The LORD is nigh unto them that are of a broken heart; and saveth such as be of a contrite spirit.
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels
קָרֹוב יְהוָה לְנִשְׁבְּרֵי־לֵב וְאֶת־דַּכְּאֵי־רוּחַ יֹושִׁיעַ׃
Translit, QÂRÕV YEHOVÂH LENISYBERÊY-LÊV VE'ET-DAKE'ÊY-RÛAKH YÕSYÏA'



Mari kita pelajari kata Miskin lebih lanjut :


Kata miskin sering diartikan dalam dalam arti yang sempit. Menurut kita ; apakah sungguh orang Kristen harus miskin untuk memiliki kerajaan Sorga ? Ayo kita belajar jujur saja, siapa diantara kita yang mau miskin? Saya seringkali sharing diantara saudara kita yang lain mengenai " teori ideal dan praktek ideal".

Umumnya banyak pengajar/pengkotbah hanya menanam teori ideal yang membawa kita kepada imaginasi kerohanian yang tinggi. Padahal kita seringkali kebingungan akan penerapan dari teori-teori itu. Sering kali kita mendengar, jadilah terang dan garam dunia tanpa orang yang mengatakan dapat mempraktekkannya sendiri. Kita sering mendengar kotbah " berilah maka kamu akan diberi! " dibalik itu yang mengatakannya sungguh mengharap ingin diberi dari pendengar. Bukankah ini semua suatu kemunafikan belaka ?

Praktek ideal adalah apa yang kita mengerti dari Firman Tuhan yang telah ditabur dalam hati, dan kita mencoba dengan sekuat tenaga, hati dan pikiran mewujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga orang-orang sekitar yang berhubungan dengan kita terkena dampak positip dan nama Tuhan dipermuliakan. Coba renungkan saat ini berapa banyak dari kita yang telah menjadi berkat sungguh-sungguh terhadap orang lain ? Berapa banyak daripada kita yang sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa pamrih ? 
Tuhan berkata ; bilamana engkau mengasihiKu, maka engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah Aku lakukan bahkan pekerjaaan yang lebih besar daripada apa yang telah Aku lakukan. 

Sampai disini saja kita seringkali terjebak oleh batu-batu yang kita ciptakan sendiri, maka pelayanan kita hanya sebatas apa yang menyenangkan hati kita saja, bukan menyenangkan hati Tuhan.

Maka dari itu sangatlah penting sekali kita mengenal apa dan siapa itu Tuhan Yesus, sehingga kita betul-betul dilihat sebagai terang dan dapat dicicipi sebagai garam yang membawakan Kasih Bapa di dalam penghiburan, pelepasan, kekuatan, pengharapan bagi setiap orang yang tertindas, terluka, terikat di dalam kegelapan.

Kita kembali lagi kepada Matius 5:3. Dengan mengerti arti kata "miskin" (Ibrani, עָנִי - ANIY') dalam pandangan mata bangsa Yahudi, semoga ini akan membuat kita lebih mengerti salah satu seri kotbah di bukit itu :



Miskin dapat memiliki pengertian 4 macam : 


1. Miskin harta benda

Orang yang tidak punya material dunia. Perhatikanlah karakter orang-orang yang miskin harta benda. Lihat mata mereka, carilah kesimpulan secara umum. Bandingkan orang yang beriman di dalam kemiskinan harta benda dengan yang tidak beriman. Apakah kita juga termasuk orang miskin harta yang tidak memuliakan Tuhan ? Apakah kita akan tetap beriman bila kita miskin harta ? Sikap takut akan miskin harta benda juga menjangkiti banyak umat Tuhan. Kitakah itu ? Maka tidaklah heran misalnya, bila banyak dari pelayan Tuhan mengarah kepada UUD dan bukan pelayanan secara murni. 


2. Miskin martabat 

Tidak mendapatkan penghargaan umumnya dari orang lainnya. Karena tingkah lakunya sering merugikan orang lain. Seorang Koruptor adalah orang yang 'miskin martabat', seorang yang tidak bisa berbicara dengan sopan bisa disebut miskin martabat. Seorang yang tidak bisa membawa diri/menguasai diri bisa disebut miskin martabat dst.
Hal ini seringkali pula menjangkiti para umat Tuhan. Misalnya, motivasi pelayan Tuhan yang menghendaki dirinya di megahkan seperti apa yang dipikirkan hatinya. Bukan apa yang Firman Tuhan katakan. 

Jadi sangatlah banyak orang-orang yang tergolong dalam miskin martabat.


3. Miskin pengetahuan

Kemiskinan yang terjadi di negara ini, juga berakibat dari kemiskinan pengetahuan dari penduduknya. Negeri ini adalah negeri yang subur, koes-plus bilang 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman'. Tetapi herannya negeri ini marak 'busung-lapar' akibat kemiskinan.

Miskin pengetahuan ini, juga terjadi pada orang-orang yang malas belajar Alkitab. Tanpa pengetahuan Alkitab, apa yang akan Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita ? 
Karena Alkitab berisi Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah Tuhan sendiri. Maka satu kemutlakan bagi orang beriman untuk mempunyai pengertian akan apa yang dikatakan oleh Tuhan serta menjalankannya sehingga pengetahuan ini berada dalam loh hati kita. 
Ternyata, bukan cuma umat yang malas belajar Firman Tuhan, tapi saat ini banyak sekali Pengajar/Pendeta yang selalu mengatakan ; 'Tuhan bicara kepada saya ... bla..bla..bla.... kata Tuhan saudara......', jadi kotbah /pengajarannya isinya cuma kesaksian orang itu dengan mengatas namakan Tuhan, sedang Firman Tuhan 'tidak pernah' atau kurang diberitakan. Hal-hal semacam ini sekarang lazim disebut denga istilah 'teologi pengalaman' :)


4. Miskin karena sadar segala sesuatunya adalah berkat dan anugerah dari Tuhan.

Dengan adanya kesadaran hal ini berarti kita pasti :

a. Diberikan kerajinan untuk bekerja,
b. Rendah hati
c. Rajin merenungkan Firman Tuhan dan juga sebagai pelaku Firman
d. Nama Tuhan selalu dipermuliakan dalam segala tindak tanduk kita.


* Filipi 1:20 mengatakan 
" Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sedia kala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan didalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. "



Maka :

• Yang dimaksud dengan orang-orang yang miskin di hadapan Allah ("Miskin dalam roh" οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic) berarti mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri; mereka yang memerlukan hidup, kuasa, dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.

• Adalah orang yang senantiasa merasa kurang akan Firman Allah di dalam hidupnya. Sehingga ia harus terus berusaha mencari Firman yang memberi makanan dalam hidupnya. 

• Miskin dihadapan Allah merupakan sikap hidup dan penyembahan total kepada Tuhan yang selalu mengerjakan segala apa yang kita butuhkan.

• Miskin di hadapan Allah sebenarnya penekanannya lebih kepada kebutuhan rohani. Kalau seseorang dipuaskan rohaninya dengan sendirinya kepuasan jasmani akan terpenuhi. Hal inilah yang kurang dimengerti oleh banyak orang.


Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya kita membutuhkan Tuhan untuk memberi kekuatan dan berkat-berkat dalam hidup kita. Sehingga kehausan, kelaparan, penderitaan, kekurangan kita dapat dipenuhi oleh Tuhan. Itupun dibutuhkan suatu kemauan yang sungguh untuk mencari dan mau dituntun oleh cara Allah dan penilaian Allah sendiri yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini. 

Mari kita selidiki hati kita. Apakah saat ini kita selalu tertuju kepada miskin harta, selalu mencoba mencari banyak dalih karena kita miskin martabat, selalu kita berlagak sombong dan pandai padahal kita malas sekali mencari pengetahuan FirmanNya.

Nyatakan kepada Tuhan kita saat ini bahwa segalanya yang ada pada kita adalah berkat dan anugerahNya, mintalah membuka mata rohani kita maka kita akan mengetahui di hadapan Tuhan kita tidak mempunyai apa-apa. Kasihilah Tuhan dengan segenap jiwa ragamu, kekuatanmu, pikiranmu, katakan kepadaNya ; “Tuhan...ajarkan aku untuk mengasihiMu …” katakan kepadaNya ; “Yesus Kristus, aku mengasihiMu!” Allah sejak dini telah menantikan kita untuk dipelukNya.

Kasih AnugerahNya yang pasti menjamin anda dan saya selalu tercukupi dalam segala hal. Karena kita anak-anakNya sendiri yang telah ditebus lunas oleh Tuhan kita terkasih Yesus Kristus.

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.

Monday, May 23, 2011

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN

Image


* Matius 5:3
LAI TB, Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
Alkitab Shellabear, Berbahagialah orang jang rendah hatinja; karena orang itoelah jang empoenja keradjaan soerga.
Kitab Sutji Indjil 1912, Berbahagialah mereka jang tidak poenya apa-apa dihadapan Allah, karena merekalah jang empoenja Keradjaan Soerga.
LAI TL, Berbahagialah segala orang jang rendah hatinja, karena mereka itu jang empunja keradjaan surga.
King James Version (KJV), Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.
The Orthodox Jewish Brit Chadasha (OJBC), Ashrey {diberkati/berbahagialah} ANIYEY {miskin} RUACH (roh) for theirs is the Malchut (kerajaan) HaShomayim (Surga). 
Stephanus Textus Receptus, μακαριοι οι πτωχοι τω πνευματι οτι αυτων εστιν η βασιλεια των ουρανων
Translit. Interlinear, makarioi {berbahagialah/ diberkatilah} hoi {(orang2) yang} ptôkhoi {miskin} tô pneumati {roh} hoti {bahwa} autôn {mereka} estin {adalah} hê basileia {Kerajaan} tôn ouranôn {Sorga}


Matius pasal 5 adalah kotbah pertama dari seri kotbah Tuhan di bukit. Jadi Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang dikenal saat ini sebagai Kotbah di Bukit merupakan pengajaran yang panjang dan merupakan inti dari orang beriman.



MAKNA "BERBAGIA" :


Kata "berbahagia" (μακαριος – makarios) ini menunjuk kepada kesejahteraan semua orang. 

Karena pada dasarnya kebahagiaan itu menemukan hak hakiki setiap orang. Namun kalau kita mau jujur, tak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, aa banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita. Mengapa? Karena sebenarnya mereka tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang mereka usahakan untuk menciptakan kebahagiaan didalam hidup mereka tetap mereka tidak bisa.

Kebahagiaan sebenarnya hanya ada di dalam mereka yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Sehingga kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah". 



MAKNA "MISKIN" :


Bukankah kemiskinan identik dengan ketidakpunyaan, kesengsaraan dan penderitaan? Sebab dengan kemiskinannya orang itu harus berjuang sekuat tenaga untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang kurang. 

"Miskin di hadapan Allah", dalam Alkitab bahasa asli ditulis dengan οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic, bukan berarti sangat miskin secara materi

Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : "πενης - penês" dan "πτωχος - ptôkhos".

πενης - penês berarti miskin sedemikian rupa sehingga penghasilan sehari habis buat makan sehari. 

Sedangkan Kata πτωχοι- ptôkhoi, bentuk jamak dari "πτωχος - ptôkhos" berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah. 

Kata "πτωχος - ptôkhos" ini digunakan oleh Matius dalam makna spiritual ditujukan kepada mereka yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati "meminta sedekah" agar kerajaan Allah ada dalam hati dan kehidupan mereka.


* Mazmur 34:18
LAI TB, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwanya.
KJV, The LORD is nigh unto them that are of a broken heart; and saveth such as be of a contrite spirit.
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels
קָרֹוב יְהוָה לְנִשְׁבְּרֵי־לֵב וְאֶת־דַּכְּאֵי־רוּחַ יֹושִׁיעַ׃
Translit, QÂRÕV YEHOVÂH LENISYBERÊY-LÊV VE'ET-DAKE'ÊY-RÛAKH YÕSYÏA'



Mari kita pelajari kata Miskin lebih lanjut :


Kata miskin sering diartikan dalam dalam arti yang sempit. Menurut kita ; apakah sungguh orang Kristen harus miskin untuk memiliki kerajaan Sorga ? Ayo kita belajar jujur saja, siapa diantara kita yang mau miskin? Saya seringkali sharing diantara saudara kita yang lain mengenai " teori ideal dan praktek ideal".

Umumnya banyak pengajar/pengkotbah hanya menanam teori ideal yang membawa kita kepada imaginasi kerohanian yang tinggi. Padahal kita seringkali kebingungan akan penerapan dari teori-teori itu. Sering kali kita mendengar, jadilah terang dan garam dunia tanpa orang yang mengatakan dapat mempraktekkannya sendiri. Kita sering mendengar kotbah " berilah maka kamu akan diberi! " dibalik itu yang mengatakannya sungguh mengharap ingin diberi dari pendengar. Bukankah ini semua suatu kemunafikan belaka ?

Praktek ideal adalah apa yang kita mengerti dari Firman Tuhan yang telah ditabur dalam hati, dan kita mencoba dengan sekuat tenaga, hati dan pikiran mewujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga orang-orang sekitar yang berhubungan dengan kita terkena dampak positip dan nama Tuhan dipermuliakan. Coba renungkan saat ini berapa banyak dari kita yang telah menjadi berkat sungguh-sungguh terhadap orang lain ? Berapa banyak daripada kita yang sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa pamrih ? 
Tuhan berkata ; bilamana engkau mengasihiKu, maka engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah Aku lakukan bahkan pekerjaaan yang lebih besar daripada apa yang telah Aku lakukan. 

Sampai disini saja kita seringkali terjebak oleh batu-batu yang kita ciptakan sendiri, maka pelayanan kita hanya sebatas apa yang menyenangkan hati kita saja, bukan menyenangkan hati Tuhan.

Maka dari itu sangatlah penting sekali kita mengenal apa dan siapa itu Tuhan Yesus, sehingga kita betul-betul dilihat sebagai terang dan dapat dicicipi sebagai garam yang membawakan Kasih Bapa di dalam penghiburan, pelepasan, kekuatan, pengharapan bagi setiap orang yang tertindas, terluka, terikat di dalam kegelapan.

Kita kembali lagi kepada Matius 5:3. Dengan mengerti arti kata "miskin" (Ibrani, עָנִי - ANIY') dalam pandangan mata bangsa Yahudi, semoga ini akan membuat kita lebih mengerti salah satu seri kotbah di bukit itu :



Miskin dapat memiliki pengertian 4 macam : 


1. Miskin harta benda

Orang yang tidak punya material dunia. Perhatikanlah karakter orang-orang yang miskin harta benda. Lihat mata mereka, carilah kesimpulan secara umum. Bandingkan orang yang beriman di dalam kemiskinan harta benda dengan yang tidak beriman. Apakah kita juga termasuk orang miskin harta yang tidak memuliakan Tuhan ? Apakah kita akan tetap beriman bila kita miskin harta ? Sikap takut akan miskin harta benda juga menjangkiti banyak umat Tuhan. Kitakah itu ? Maka tidaklah heran misalnya, bila banyak dari pelayan Tuhan mengarah kepada UUD dan bukan pelayanan secara murni. 


2. Miskin martabat 

Tidak mendapatkan penghargaan umumnya dari orang lainnya. Karena tingkah lakunya sering merugikan orang lain. Seorang Koruptor adalah orang yang 'miskin martabat', seorang yang tidak bisa berbicara dengan sopan bisa disebut miskin martabat. Seorang yang tidak bisa membawa diri/menguasai diri bisa disebut miskin martabat dst.
Hal ini seringkali pula menjangkiti para umat Tuhan. Misalnya, motivasi pelayan Tuhan yang menghendaki dirinya di megahkan seperti apa yang dipikirkan hatinya. Bukan apa yang Firman Tuhan katakan. 

Jadi sangatlah banyak orang-orang yang tergolong dalam miskin martabat.


3. Miskin pengetahuan

Kemiskinan yang terjadi di negara ini, juga berakibat dari kemiskinan pengetahuan dari penduduknya. Negeri ini adalah negeri yang subur, koes-plus bilang 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman'. Tetapi herannya negeri ini marak 'busung-lapar' akibat kemiskinan.

Miskin pengetahuan ini, juga terjadi pada orang-orang yang malas belajar Alkitab. Tanpa pengetahuan Alkitab, apa yang akan Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita ? 
Karena Alkitab berisi Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah Tuhan sendiri. Maka satu kemutlakan bagi orang beriman untuk mempunyai pengertian akan apa yang dikatakan oleh Tuhan serta menjalankannya sehingga pengetahuan ini berada dalam loh hati kita. 
Ternyata, bukan cuma umat yang malas belajar Firman Tuhan, tapi saat ini banyak sekali Pengajar/Pendeta yang selalu mengatakan ; 'Tuhan bicara kepada saya ... bla..bla..bla.... kata Tuhan saudara......', jadi kotbah /pengajarannya isinya cuma kesaksian orang itu dengan mengatas namakan Tuhan, sedang Firman Tuhan 'tidak pernah' atau kurang diberitakan. Hal-hal semacam ini sekarang lazim disebut denga istilah 'teologi pengalaman' :)


4. Miskin karena sadar segala sesuatunya adalah berkat dan anugerah dari Tuhan.

Dengan adanya kesadaran hal ini berarti kita pasti :

a. Diberikan kerajinan untuk bekerja,
b. Rendah hati
c. Rajin merenungkan Firman Tuhan dan juga sebagai pelaku Firman
d. Nama Tuhan selalu dipermuliakan dalam segala tindak tanduk kita.


* Filipi 1:20 mengatakan 
" Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sedia kala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan didalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. "



Maka :

• Yang dimaksud dengan orang-orang yang miskin di hadapan Allah ("Miskin dalam roh" οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic) berarti mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri; mereka yang memerlukan hidup, kuasa, dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.

• Adalah orang yang senantiasa merasa kurang akan Firman Allah di dalam hidupnya. Sehingga ia harus terus berusaha mencari Firman yang memberi makanan dalam hidupnya. 

• Miskin dihadapan Allah merupakan sikap hidup dan penyembahan total kepada Tuhan yang selalu mengerjakan segala apa yang kita butuhkan.

• Miskin di hadapan Allah sebenarnya penekanannya lebih kepada kebutuhan rohani. Kalau seseorang dipuaskan rohaninya dengan sendirinya kepuasan jasmani akan terpenuhi. Hal inilah yang kurang dimengerti oleh banyak orang.


Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya kita membutuhkan Tuhan untuk memberi kekuatan dan berkat-berkat dalam hidup kita. Sehingga kehausan, kelaparan, penderitaan, kekurangan kita dapat dipenuhi oleh Tuhan. Itupun dibutuhkan suatu kemauan yang sungguh untuk mencari dan mau dituntun oleh cara Allah dan penilaian Allah sendiri yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini. 

Mari kita selidiki hati kita. Apakah saat ini kita selalu tertuju kepada miskin harta, selalu mencoba mencari banyak dalih karena kita miskin martabat, selalu kita berlagak sombong dan pandai padahal kita malas sekali mencari pengetahuan FirmanNya.

Nyatakan kepada Tuhan kita saat ini bahwa segalanya yang ada pada kita adalah berkat dan anugerahNya, mintalah membuka mata rohani kita maka kita akan mengetahui di hadapan Tuhan kita tidak mempunyai apa-apa. Kasihilah Tuhan dengan segenap jiwa ragamu, kekuatanmu, pikiranmu, katakan kepadaNya ; “Tuhan...ajarkan aku untuk mengasihiMu …” katakan kepadaNya ; “Yesus Kristus, aku mengasihiMu!” Allah sejak dini telah menantikan kita untuk dipelukNya.

Kasih AnugerahNya yang pasti menjamin anda dan saya selalu tercukupi dalam segala hal. Karena kita anak-anakNya sendiri yang telah ditebus lunas oleh Tuhan kita terkasih Yesus Kristus.

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.

Monday, May 23, 2011

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN

Image


* Matius 5:3
LAI TB, Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
Alkitab Shellabear, Berbahagialah orang jang rendah hatinja; karena orang itoelah jang empoenja keradjaan soerga.
Kitab Sutji Indjil 1912, Berbahagialah mereka jang tidak poenya apa-apa dihadapan Allah, karena merekalah jang empoenja Keradjaan Soerga.
LAI TL, Berbahagialah segala orang jang rendah hatinja, karena mereka itu jang empunja keradjaan surga.
King James Version (KJV), Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.
The Orthodox Jewish Brit Chadasha (OJBC), Ashrey {diberkati/berbahagialah} ANIYEY {miskin} RUACH (roh) for theirs is the Malchut (kerajaan) HaShomayim (Surga). 
Stephanus Textus Receptus, μακαριοι οι πτωχοι τω πνευματι οτι αυτων εστιν η βασιλεια των ουρανων
Translit. Interlinear, makarioi {berbahagialah/ diberkatilah} hoi {(orang2) yang} ptôkhoi {miskin} tô pneumati {roh} hoti {bahwa} autôn {mereka} estin {adalah} hê basileia {Kerajaan} tôn ouranôn {Sorga}


Matius pasal 5 adalah kotbah pertama dari seri kotbah Tuhan di bukit. Jadi Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang dikenal saat ini sebagai Kotbah di Bukit merupakan pengajaran yang panjang dan merupakan inti dari orang beriman.



MAKNA "BERBAGIA" :


Kata "berbahagia" (μακαριος – makarios) ini menunjuk kepada kesejahteraan semua orang. 

Karena pada dasarnya kebahagiaan itu menemukan hak hakiki setiap orang. Namun kalau kita mau jujur, tak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, aa banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita. Mengapa? Karena sebenarnya mereka tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang mereka usahakan untuk menciptakan kebahagiaan didalam hidup mereka tetap mereka tidak bisa.

Kebahagiaan sebenarnya hanya ada di dalam mereka yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Sehingga kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah". 



MAKNA "MISKIN" :


Bukankah kemiskinan identik dengan ketidakpunyaan, kesengsaraan dan penderitaan? Sebab dengan kemiskinannya orang itu harus berjuang sekuat tenaga untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang kurang. 

"Miskin di hadapan Allah", dalam Alkitab bahasa asli ditulis dengan οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic, bukan berarti sangat miskin secara materi

Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : "πενης - penês" dan "πτωχος - ptôkhos".

πενης - penês berarti miskin sedemikian rupa sehingga penghasilan sehari habis buat makan sehari. 

Sedangkan Kata πτωχοι- ptôkhoi, bentuk jamak dari "πτωχος - ptôkhos" berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah. 

Kata "πτωχος - ptôkhos" ini digunakan oleh Matius dalam makna spiritual ditujukan kepada mereka yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati "meminta sedekah" agar kerajaan Allah ada dalam hati dan kehidupan mereka.


* Mazmur 34:18
LAI TB, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwanya.
KJV, The LORD is nigh unto them that are of a broken heart; and saveth such as be of a contrite spirit.
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels
קָרֹוב יְהוָה לְנִשְׁבְּרֵי־לֵב וְאֶת־דַּכְּאֵי־רוּחַ יֹושִׁיעַ׃
Translit, QÂRÕV YEHOVÂH LENISYBERÊY-LÊV VE'ET-DAKE'ÊY-RÛAKH YÕSYÏA'



Mari kita pelajari kata Miskin lebih lanjut :


Kata miskin sering diartikan dalam dalam arti yang sempit. Menurut kita ; apakah sungguh orang Kristen harus miskin untuk memiliki kerajaan Sorga ? Ayo kita belajar jujur saja, siapa diantara kita yang mau miskin? Saya seringkali sharing diantara saudara kita yang lain mengenai " teori ideal dan praktek ideal".

Umumnya banyak pengajar/pengkotbah hanya menanam teori ideal yang membawa kita kepada imaginasi kerohanian yang tinggi. Padahal kita seringkali kebingungan akan penerapan dari teori-teori itu. Sering kali kita mendengar, jadilah terang dan garam dunia tanpa orang yang mengatakan dapat mempraktekkannya sendiri. Kita sering mendengar kotbah " berilah maka kamu akan diberi! " dibalik itu yang mengatakannya sungguh mengharap ingin diberi dari pendengar. Bukankah ini semua suatu kemunafikan belaka ?

Praktek ideal adalah apa yang kita mengerti dari Firman Tuhan yang telah ditabur dalam hati, dan kita mencoba dengan sekuat tenaga, hati dan pikiran mewujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga orang-orang sekitar yang berhubungan dengan kita terkena dampak positip dan nama Tuhan dipermuliakan. Coba renungkan saat ini berapa banyak dari kita yang telah menjadi berkat sungguh-sungguh terhadap orang lain ? Berapa banyak daripada kita yang sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa pamrih ? 
Tuhan berkata ; bilamana engkau mengasihiKu, maka engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah Aku lakukan bahkan pekerjaaan yang lebih besar daripada apa yang telah Aku lakukan. 

Sampai disini saja kita seringkali terjebak oleh batu-batu yang kita ciptakan sendiri, maka pelayanan kita hanya sebatas apa yang menyenangkan hati kita saja, bukan menyenangkan hati Tuhan.

Maka dari itu sangatlah penting sekali kita mengenal apa dan siapa itu Tuhan Yesus, sehingga kita betul-betul dilihat sebagai terang dan dapat dicicipi sebagai garam yang membawakan Kasih Bapa di dalam penghiburan, pelepasan, kekuatan, pengharapan bagi setiap orang yang tertindas, terluka, terikat di dalam kegelapan.

Kita kembali lagi kepada Matius 5:3. Dengan mengerti arti kata "miskin" (Ibrani, עָנִי - ANIY') dalam pandangan mata bangsa Yahudi, semoga ini akan membuat kita lebih mengerti salah satu seri kotbah di bukit itu :



Miskin dapat memiliki pengertian 4 macam : 


1. Miskin harta benda

Orang yang tidak punya material dunia. Perhatikanlah karakter orang-orang yang miskin harta benda. Lihat mata mereka, carilah kesimpulan secara umum. Bandingkan orang yang beriman di dalam kemiskinan harta benda dengan yang tidak beriman. Apakah kita juga termasuk orang miskin harta yang tidak memuliakan Tuhan ? Apakah kita akan tetap beriman bila kita miskin harta ? Sikap takut akan miskin harta benda juga menjangkiti banyak umat Tuhan. Kitakah itu ? Maka tidaklah heran misalnya, bila banyak dari pelayan Tuhan mengarah kepada UUD dan bukan pelayanan secara murni. 


2. Miskin martabat 

Tidak mendapatkan penghargaan umumnya dari orang lainnya. Karena tingkah lakunya sering merugikan orang lain. Seorang Koruptor adalah orang yang 'miskin martabat', seorang yang tidak bisa berbicara dengan sopan bisa disebut miskin martabat. Seorang yang tidak bisa membawa diri/menguasai diri bisa disebut miskin martabat dst.
Hal ini seringkali pula menjangkiti para umat Tuhan. Misalnya, motivasi pelayan Tuhan yang menghendaki dirinya di megahkan seperti apa yang dipikirkan hatinya. Bukan apa yang Firman Tuhan katakan. 

Jadi sangatlah banyak orang-orang yang tergolong dalam miskin martabat.


3. Miskin pengetahuan

Kemiskinan yang terjadi di negara ini, juga berakibat dari kemiskinan pengetahuan dari penduduknya. Negeri ini adalah negeri yang subur, koes-plus bilang 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman'. Tetapi herannya negeri ini marak 'busung-lapar' akibat kemiskinan.

Miskin pengetahuan ini, juga terjadi pada orang-orang yang malas belajar Alkitab. Tanpa pengetahuan Alkitab, apa yang akan Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita ? 
Karena Alkitab berisi Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah Tuhan sendiri. Maka satu kemutlakan bagi orang beriman untuk mempunyai pengertian akan apa yang dikatakan oleh Tuhan serta menjalankannya sehingga pengetahuan ini berada dalam loh hati kita. 
Ternyata, bukan cuma umat yang malas belajar Firman Tuhan, tapi saat ini banyak sekali Pengajar/Pendeta yang selalu mengatakan ; 'Tuhan bicara kepada saya ... bla..bla..bla.... kata Tuhan saudara......', jadi kotbah /pengajarannya isinya cuma kesaksian orang itu dengan mengatas namakan Tuhan, sedang Firman Tuhan 'tidak pernah' atau kurang diberitakan. Hal-hal semacam ini sekarang lazim disebut denga istilah 'teologi pengalaman' :)


4. Miskin karena sadar segala sesuatunya adalah berkat dan anugerah dari Tuhan.

Dengan adanya kesadaran hal ini berarti kita pasti :

a. Diberikan kerajinan untuk bekerja,
b. Rendah hati
c. Rajin merenungkan Firman Tuhan dan juga sebagai pelaku Firman
d. Nama Tuhan selalu dipermuliakan dalam segala tindak tanduk kita.


* Filipi 1:20 mengatakan 
" Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sedia kala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan didalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. "



Maka :

• Yang dimaksud dengan orang-orang yang miskin di hadapan Allah ("Miskin dalam roh" οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic) berarti mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri; mereka yang memerlukan hidup, kuasa, dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.

• Adalah orang yang senantiasa merasa kurang akan Firman Allah di dalam hidupnya. Sehingga ia harus terus berusaha mencari Firman yang memberi makanan dalam hidupnya. 

• Miskin dihadapan Allah merupakan sikap hidup dan penyembahan total kepada Tuhan yang selalu mengerjakan segala apa yang kita butuhkan.

• Miskin di hadapan Allah sebenarnya penekanannya lebih kepada kebutuhan rohani. Kalau seseorang dipuaskan rohaninya dengan sendirinya kepuasan jasmani akan terpenuhi. Hal inilah yang kurang dimengerti oleh banyak orang.


Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya kita membutuhkan Tuhan untuk memberi kekuatan dan berkat-berkat dalam hidup kita. Sehingga kehausan, kelaparan, penderitaan, kekurangan kita dapat dipenuhi oleh Tuhan. Itupun dibutuhkan suatu kemauan yang sungguh untuk mencari dan mau dituntun oleh cara Allah dan penilaian Allah sendiri yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini. 

Mari kita selidiki hati kita. Apakah saat ini kita selalu tertuju kepada miskin harta, selalu mencoba mencari banyak dalih karena kita miskin martabat, selalu kita berlagak sombong dan pandai padahal kita malas sekali mencari pengetahuan FirmanNya.

Nyatakan kepada Tuhan kita saat ini bahwa segalanya yang ada pada kita adalah berkat dan anugerahNya, mintalah membuka mata rohani kita maka kita akan mengetahui di hadapan Tuhan kita tidak mempunyai apa-apa. Kasihilah Tuhan dengan segenap jiwa ragamu, kekuatanmu, pikiranmu, katakan kepadaNya ; “Tuhan...ajarkan aku untuk mengasihiMu …” katakan kepadaNya ; “Yesus Kristus, aku mengasihiMu!” Allah sejak dini telah menantikan kita untuk dipelukNya.

Kasih AnugerahNya yang pasti menjamin anda dan saya selalu tercukupi dalam segala hal. Karena kita anak-anakNya sendiri yang telah ditebus lunas oleh Tuhan kita terkasih Yesus Kristus.

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.