Monday, May 23, 2011

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment

Monday, May 23, 2011

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment

Monday, May 23, 2011

Kemiskinan Menimpa Si pemalas

Pendahuluan.

Baca Amsal 12: 24 !

Salomo menuliskan hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap seorang muda yang bernama Yerobeam bin Nebat.

Baca 1Raja 11: 26- 40 dan 1 Raja 12
contoh: Yerobeam vs. Rehabeam

Alkitab mengatakan tiga hal mengenai Yerobeam (ayat. 26, 28):
·      Dia adalah seorang pegawai Salomo
·      Dia masih muda
·      Dia seorang yang tangkas dan rajin

Pada umumnya orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka dari kalangan biasa (ordinary people).
Kerajinan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki untuk beroleh keberhasilan.

I. Ada enam karakteristik orang yang malas:
1.1. Dia tidak percaya bahwa dirinya pemalas (Ams. 26: 16)
Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan suatu kepribadian ‘malas’. Sekalipun ada kecenderungan kearah sana. Kemalasan itu merupakan suatu product. Bukan di-warisi secara lahirah. Oleh sebab itu, seorang pemalas tidak akan percaya bahwa dirinya malas.
·        Si pemalas pandai menyakinkan orang lain bahwa dia sangat berkeinginan untuk melakukan suatu pekerjaan, hanya saja banyak halangan dan kesulitan yang dihadapinya. Dengan kata lain, dia hanya bersedia melakukan pekerjaan yang menurut dirinya tidak sulit dan tidak membutuhkan kerja keras.
·        Dia pandai dalam memberi alasan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkannya (terlalu berbahaya, terlalu lelah, tidak sehat dsb).
Contoh:

1.2. Tidak membuat perencanaan dalam hidupnya (Ams. 20: 4)
Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap di dalam diri seseorang. Itu dimulai dari orang-orang yang membiarkan dirinya menyerah kepada kemauannya dalam keputusan sehari-hari atau tidak mampu melawan kemauannya.
Menyerah dengan kemauan itu kelihatannya tidak berbahaya,….. tidur lama sebentar lagi, istirahat lama sedikit, tunggu sebentar lagi baru memulai projek atau belajar, main game atau chatting sebentar lagi….tetapi bila ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, karena kita tidak mampu melawan keinginan kita. (Ams.6:10-11).
contoh: Anton vs. Eddy
·      Anton (adalah seorang yang selalu membuat perencanaan): Setelah bangun tidur, berdoa dan membaca Firman, kemudian mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan
·      Eddy (adalah seorang yang tidak suka dengan perencanaan): Setelah bangun tidur, tidak tahu apa yang harus dikerjakan (baca 2Tes. 3: 10- 11)
Akibat dia tidak membuat suatu perencanaan dalam hidupnya, maka dia selalu menghabiskan waktunya dengan tidur.

1.3. Tidak menghargai waktu (Ams. 6: 9- 10,  22: 13)
Seorang pemalas adalah orang yang tidak memiliki kemauan untuk memulai ataupun menyelesaikan sesuatu pekerjaan/ tugas. Dengan kata lain, tidak memiliki inisiatif dari dirinya. Orang demikian biasanya tidak bisa menghargai dan menguasai waktu.
Philosophynya, terserah kepada nasib.
Apabila ia diberikan suatu tugas, maka ia terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Bahkan tugas tersebut tidak akan dimulai apabila ia tidak diberi dorongan untuk mengerjakannya.
Seorang pemalas selalu berpikir bahwa mengerjakan hari ini dan besok adalah sama.
Orang ini tidak peduli bahwa suatu hari ia harus mempertanggung jawabkan waktunya dihadapan Tuhan.
Contoh:

1.4. Pekerjaannya selalu tidak selesai (Ams. 12: 27)
Bagi si pemalas, setiap pekerjaan merupakan suatu beban. Dia tidak melihat bahwa pekerjaan itu merupakan suatu kesempatan. Dengan kata lain, ia tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya:
Ketika kesuksesan berada diambang pintu, ia tidak menghargainya, sebaliknya memandang kesuksesan sebagai beban, karena menambah pekerjaan.
§         Perbaikan rumah: (Pengkotbah 10: 18)
§         Kebun: (Amsal 24: 30- 31)
Contoh:

1.5. Selalu mengecewakan majikan (Ams. 18: 9)
Oleh sebab itu, setiap kali ia melakukan suatu pekerjaan tidak pernah sampai selesai.
Akibatnya dia tidak pernah dapat bekerja lama di suatu pekerjaan.
Contoh:

1.6. Hidup dalam dunia angan- angan (Ams. 21: 25- 26a; 19: 24)
Salah satu symptoms dari si pamalas adalah suka tidur dan suka berangan-angan.
Akibat tubuhnya yang tidak aktif bekerja (dikatakan bahwa tangannya enggan bekerja) dan pikirannya yang selalu dikuasai oleh angan-angan maka terjadi ketegangan (tension) yang akhirnya membawa dia kepada destructive frustrations
contoh:
menjadi pengusaha besar, punya istri yang cantik, mobil mewah, tinggal di daerah elit
menjadi orang yang terkenal

            1.7. Korban dari perasaan takut  (Ams.22:13)
Kemalasan disebabkan karena rasa takut, dimana rasa takut menyebabkan kemalasan yang lebih. Rasa takut itu berdasarkan kenyataan dan biasanya orang demikian sangat rasional.
Contoh:

II. Enam penyebab terjadinya kemalasan:
Amsal 15: 19“Jalan si pemalas adalah seperti pagar duri”.....

Kasus: Seorang istri merasa sangat kecewa terhadap Tuhan karena rumah tangga mereka yang selalu didalam kesulitan keuangan. Ia harus bekerja keras untuk kelangsungan rumah tangganya. Suaminya tidak mendapat pekerjaan yang sesuai baginya, bahkan telah dua kali melakukan usaha (business), tetapi gagal.
Akhirnya setelah semuanya diselusuri, maka diketemukan penyebabnya.

Penyebab I:
Ketika sang suami masih remaja, semua keinginannya bisa terpenuhi tanpa bekerja keras.

Alkitab I:
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari.......” (Ams. 21: 25- 26a)

Akibatnya:
Dia menemukan cara-cara yang manipulatif untuk beroleh apa yang dia inginkan, walaupun sering terjadi konflik dengan hati nuraninya.

Penyebab II:
Setelah selesai kuliah sang suami selalu mencari pekerjaan yang ringan dengan bayaran besar.

Alkitab II:
“Orang yang bermalas- malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari siperusak” (Ams. 18: 9)

Akibatnya:
Kemalasannya menimbulkan kekesalan kepada orang-orang yang membawahinya.

Penyebab III:
Akibat tekanan dari boss, menyebabkan dia berani mengambil keputusan untuk memulai suatu usaha sendiri dan ingin menjadi boss.

Alkitab III:
“Orang yang tergesa-gesa untuk menjadi kaya memiliki mata yang jahat, dan tidak mempertimbangkan bahwa kemiskinan akan menimpa dia” (Ams. 28: 22, KJV)

Akibatnya :
Keinginan menjadi “kaya dengan cepat” membuat ia berani meminjam uang bagi usahanya dan menanggung hutang.

Penyebab IV:
Untuk menyakinkan bahwa dia sukses, maka ia membeli mobil yang mewah, barang dan baju yang bermerek, serta memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada teman-teman businessnya yang kaya.

Alkitab IV:
“Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja” (Ams. 22: 16b):
Akibatnya:
Istrinya memperingatkannya terhadap teman-teman businessnya.

Penyebab V:
Ketika usahanya bangkrut, maka ia harus bekerja untuk membayar hutangnya.

Alkitab V:
“Kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Ams. 12: 24b)

Akibatnya:
Hati dan pikirannya tidak pada pekerjaannya. Sekarang dia bekerja lebih keras dan lebih tertekan lagi dari pada sebelum ia memulai usaha.

Penyebab VI:
Dia selalu berpandangan bahwa pekerjaan sekarang ini hanya sementara saja. Dia tetap mencari peluang untuk menjadi kaya secepatnya.

Alkitab VI:
“Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,....” (Kej. 3: 19a)

Akibatnya:
Kegagalan dan kesulitan keuangan merusak jati diri sang suami dan mempengaruhi sikapnya terhadap anak dan isterinya. Akhirnya mereka menyalahkan Tuhan.

 

Alkitab Tidak Menganjurkan Supaya Anda Memberi Kepada Orang Kaya

Ada empat alasan kenapa memberi kepada orang kaya hanya merugikan diri saja:
I.                    Karena orang kaya tidak memerlukan pemberian kita. Jadi, dengan jalan memberi kepada orang kaya kita memiliki motivasi supaya dapat menerima kembali.
II.                 Kebanyakan orang kaya itu sangat berhati-hati, dan sangat lambat dalam memberi. Mereka cenderung menimbun aset mereka.
Pemazmur berkata, : “Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan. Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti” (Maz. 39: 6c- 7).
III.               Orang kaya itu sangat sensitive dengan orang yang berharap sesuatu dari padanya. Sebenarnya, orang kaya itu lebih berharap menerima lebih dari pada memberi. Baca Amsal 23: 7
IV.              Dan apabila orang kaya itupun memberi, biasanya selalu disertai ikatan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Baca Amsal 23: 8.

Konklusi:
Baca Amsal 28: 19,
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”

Kemalasan itu bertumbuh secara bertahap didalam diri seseorang. Oleh karena itu, kita harus mencegah hal tersebut sebelum itu menjadi kebiasaan atau bagian dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment